MBBS124408-20242-Fisiologi Hewan

MBBS124408-20242-Fisiologi Hewan

Course modified date: 14 June 2025

BAB I

GERAK PADA HEWAN

a. Avertebrata

PROTOZOA

ØAmoeba à gerak amoeboid
ØFlagelata à satu atau beberapa tonjolan pada setiap sel
ØCiliata à banyak tonjolan pendek pada setiap sel

ORGANEL LOKOMOTORIK

Fibril-fibril kontraktil di bawah permukaan tubuh

Karakteristik AMOEBA

1.Tidak seluruh sitoplasma bergerak simultan
2.Ada lapisan padat yg tidak bergerak (plasmogel)
3.Bagian yg bergerak (plasmosol/ cair)
4.Gerakan plasmosol sbg akibat kontraksi plasmogel
5.Pseudopodia muncul sbg proyeksi sitoplasma
6.Arah gerakan sesuai ketebalan areal lokal membran sel
7.Tidak ada posterior dan anterior
8.Gerakan merayap bukan berenang shg perlu media lekat

Karakteristik CILIATA

1.Hewan bergerak maju krn hentakan cilia ke belakang
2.Gerakan cilia agak miring dan hewan bergerak mll jalur spiral
3.Cilia bergetar berirama dan terkoordinasi shg muncul gelombang gerakan di permukaan tubuh
4.Cilia bergetar ± 40 hentakan per detik
5.Panjang cilia: 3 – 4 mikron
6.Tiap cilia disokong 11 filamen/ fibril mikrotubular
7.Cilia sbg proyeksi protoplasmik yang menyerupai rambut halus

FUNGSI CILIA

1.ALAT GERAK (Paramecium)
2.ALAT PENCARI MAKAN (Paramecium)
3.ALAT BANTU RESPIRASI (Paramecium)
4.ALAT PEMBERSIH (tentakel anemon laut)
5.ALAT SIRKULASI (Annelida)

TEORI GERAKAN CILIA

A.TEORI PASIF à Gerakan terjadi krn keluar masuknya air

B. TEORI AKTIF à Punya elemen kontraktil dan struktur jaringan yg aktif (perlu energi)

PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP GERAKAN CILIA

1.SUHU DINGIN (Aktivitas turun)
2.OKSIGEN RENDAH (Aktivitas turun)
3.RACUN METABOLIK (Aktivitas turun)
4.SUHU PANAS (Aktivitas naik)

Cilia pada hewan Uniselular (untuk lokomotorik)

Cilia pada hewan Multiselular (untuk transportasi)

Flagela (strukturnya sama dg cilia)

CACING PIPIH (PLATYHELMINTES)

A. Serabut ototnya tersusun 3 bidang

1.Bidang sirkuler
2.Bidang vertikal/serong
3.Bidang horizontal

B. Fungsi serabut otot

1.Otot sirkuler à ada di bawah epidermis, untuk memperpanjang tubuh
2.Otot longitudinal à untuk memperpendek tubuh
3.Otot vertikal à memipih dan mencembungkan tubuh)
4.Koordinasi ketiganya à mampu melipat dan merentang

CACING GILIK (NEMATHELMINTES)

1.Otot sirkuler à memperpanjang atau memperkecil diameter   tubuh
2.Otot longitudinal à memperpendek atau memperbesar diameter tubuh)
3.Koordinasi keduanya à membengkokkan atau meluruskan tubuh
4.Dg. dua bidang otot à tidak mampu memutar atau membelitkan tubuhnya
MOLUSCA
1.Umumnya berupa otot polos dg kontraksi lambat
2.Pada Remis (otot polos dan otot lurik untuk berenang atau menggerakkan cangkang)

OTOT VERTEBRATA

Otot skeletal (Muskuloskeletal)

1.Otot melekat pada tulang/ tulang rawan secara berpasangan
2.Arah gerakannya berlawanan pada setiap pasangan
3.Hanya mampu menarik tak bisa mendorong

BUKTINYA: kita bisa mendorong, mengapa ?

Karena ada:

ORIGO à ujung otot yg relatif tetap terfiksasi saat kontraksi

INSERSI à ujung lain yang bergerak

BELLY à bagian yang menebal di antara origo dan insersi

CONTOH

1.MUSCULUS BICEPS
ØFungsi: fleksio lengan
ØOrigo à ujung otot pada tulang belikat bag. superior pangkal lengan atas
ØInsersi à ujung otot yg melekat pd tl. Radius (pengumpil)

2. MUSCULUS TRICEPS

ØFungsi: ekstensio lengan
ØOrigo à ujung otot yg melakat pd pangkal lengan atas
ØInsersi à ujung otot yg melekat pd tulang hasta

KARAKTERISTIK OTOT VERTEBRATA

A.IKAN s.d. AMFIBIA Insang permanen dan REPTILIA tak bertungkai
ØOtot tubuh secara predominan tersusun oleh otot segmental
ØOtotnya berinsersi pada vertebrae
ØMenimbulkan gerakan bergelombang

B. KATAK s.d. MAMALIA

ØTidak didominansi otot segmental
ØStruktur jaringan otot lebih besar
ØOtot segmental hanya ada pada: (a) tulang rusuk; (b) di antara vertebrae; dan (c) musculus rectus abdominis/ otot lurus perut bagian ventral

ASAL-USUL EMBRIONAL OTOT VERTEBRATA

A. MESODERMIS pd embrio awal menjadi:

Ø EPIMER à letaknya dorsolatteral dan segmental
Ø MESOMER à letaknya central dan tidak segmental
Ø HYPOMER à letaknya ventrolateral dan tidak segmental

B. EPIMER à selanjutnya mjd: dermatom, miotom, dan sklerotom.

C. MIOTOM à di belakang kepala dan faring mjd otot dinding badan   

  (muskuli axiales)

D. M. AXIALES à pd Ikan setiap sisi dipisah septum lateralis

JENIS-JENIS OTOT

A. OTOT POLOS/ NONSTREATA/ INVOLUNTEER

1.Bentuk: gelendong, panjang langsing
2.Punya satu inti di tengah
3.Sarcoplasma berisi myofibril untuk kontraksi
4.Paling panjang di Rahim, paling pendek di pembuluh darah
5.Lokasi: saluran pencernaan, esofagus, saluran nafas, vesica urinaria, kantong empedu, pembuluh darah, dinding uterus
6.Diinervasi saraf motorik (SS. Otonom)
7.Sifat Kontraksi: lama, lambat, kadang-kadang berirama
8.Sifat kerja: tidak disadari
9.Daya tahan: tidak cepat lelah

B. OTOT RANGKA/ LURIK/ SKELETAL/SERAN LINTANG/ 

     VOLUNTEER

1.Masing serabut punya banyak inti di pinggir
2.Sarkoplasma punya myofibril untuk kontraksi
3.Ada bagian anisotrop dan isotrop
4.Serabut berkelompok menjadi satu (fasiculus)
5.Pembungkus: (a) Endomisium (bungkus serabut otot); (b)         Perimisium (pemb. fasiculus); dan (c) Epimisium (paling luar)
6.Ada otot merah (slow twitch) dan otot putih (fast twitch)
7.Lokasi: pada rangka
8.Diinervasi: saraf craniospinalis
9.Sifat kontraksi: cepat dan singkat
10.Sifat kerja: disadari
11.Daya tahan: cepat lelah

C. OTOT JANTUNG (MYOCARDIUM)

1. Serabut otot bercabang berbentuk anyaman (anastomosis)
2. Serabut yang satu dg yang lain membentuk sinsitium
3. Bergaris spt otot rangka tapi tidak jelas
4. Inti sel otot di tengah-tengah
5. Ada Intercalated disk (cakram sisipan spt garis melintang dan ada pada jarak tertentu)
6. Ada Jaringan Purkinje (untuk mempercepat rambatan impuls)
7. Lokasi: hanya pada jantung
8. Diinervasi:SS Otonom
9. Sifat kontraksi: otomatis dan berirama
10. Sifat kerja: tidak disadari
11. Daya tahan: sangat tahan lama

SIFAT-SIFAT JARINGAN OTOT

1.IRRITABILITAS (memang peka thd perangsang, bisa diberi stimulus buatan, penting dl mengatasi paralisis)
2.KONTRAKTILITAS (kemampuan berkontraksi, sbg penataan aktin-myosin)
3.TONISITAS (ketegangan otot unt mempertahankan sikap)
4.EKSTENSIBILITAS (kemampuan merentang, misal: otot rangka memanjang bila diberi beban, otot rahim memanjang jika ada janin)
5.ELASTISITAS (kembali ke posisi semula setelah merentang)

SARCOPLASMA (Sitoplasma pada sel otot yang mengandung beberapa organela dan inklusion)

1.Sarkosoma (Mitokondria), biasanya berkumpul di sekitar nukleus.
2.Retikulum sarkoplasma (berfungsi sebagai pengatur ion kalsium (Ca 2+ ) dalam siklus kontraksi relaksasi)
3.Myoglobin (pigmen yag mirip hemoglobin sbg penyebab warna merah tua pada otot dan berfungsi mengikat oksigen)
4.Inklusion (glikogen granula kasar, berfungsi sbg cadangan energi yg. diperlukan saat kontraksi
5.Myofilamen (kumpulan filamen yg terrendam dl sarcoplasma)

KONTRAKSI TIDAK TERUS-MENERUS

Mengapa ?

1.Melalui pompa ion scr aktif Ca dikeluarkan dari sarkoplasma sampai hampir habis.
2.Ketika Ca di sarkoplasma tinggal 10 – 7 molar, terjadi relaksasi
3.Saat aktivasi optimal jumlah Ca di sarcoplasma 2 x 10 – 4 molar
4.Lamanya pompa ion Ca
ØOtot skeletal: 1/30 detik
ØOtot jantung: 9/ 30 detik

PERANAN KALSIUM pd Kontraksi Otot

1.Cysterna melepaskan kalsium ketika ada arus yg. Masuk
2.Ca terlepas karena lubang halus terbuka shg permeabel thd Ca yg terjadi saat permulaan aksi potensial
3.Ca berdifusi dg. Myofibril yg berdekatan dan berikatan dg troponin
4.Kontraksi otot tetap berlangsung selama ion kalsium ada di sarcoplasma

PROSES KONTRAKSI OTOT

1.Saat relaksasi, troponin I menghalangi terjadinya ikatan lintas rantai antara Aktin dan Myosin.
2.Ada stimulus shg asetilkolin disekresikan sel saraf dan merangsang reticulum sarcoplasma mengeluarkan ion kalsium.
3.Ion kalsium diikat oleh troponin C, shg struktur troponin berubah dan ikatan aktin-myosin terbuka.
4.Aktin bergerek ke tengah sarkomer yg ditandai dengan pemendekan sarkomer.
5.Kontraksi selesai, ion kalsium dipompa keluar dari retikulum sarcoplasmik sampai yg tinggal hanya 10 –7 molar dan troponin kembali ke formasi semula

BENTUK-BENTUK KONTRAKSI OTOT SKELETAL

1.ISOTONIK/ KONSENTRIK/ DINAMIS (tonus otot tetap tapi panjang serabut berubah)

Contoh: mengangkat beban sampai beban terangkat, gerakan dalam berlari/ berjalan, dan lain-lain.

2. ISOMETRIK/ STATIK (panjang serabut tetap, tapi tonus otot berubah)

Contoh: mengangkat beban tapi beban tidak terangkat, binaragawan yg menunjukkan otot-ototnya, dll.

3. ISOKINETIK (kontraksi otot maksimal yg disertai dengan gerakan yang kecepatannya sama)

Contoh: gerakan tungkai saat berenang, gerakan menendang bola, dll.

4. EKSENTRIK (otot memanjang yg disertai dg bertambahnya ketegangan otot)

Contoh: kontraksi otot lutut saat turun tangga.

PRINSIP UMUM KEKUATAN KONTRAKSI OTOT

1.Makin kuat dan makin lama stimulus yang merangsang (sampai batas tertentu) maka kontraksinya makin kuat.
2.Jika beban makin berat (sampai batas tertentu) maka kontraksinya makin kuat
3.Jika otot merentang (sampai batas tertentu) sebelum diberikan stimulus atau beban, maka kontraksinya makin kuat.
4.Cukupnya oksigen dan nutrisi akan memperkuat kontraksi otot

PENYEBAB RASA SAKIT PADA OTOT

1.Kerusakan pada jaringan (misal: robek pd serabut otot)
2.Kekejangan serabut otot karena kurangnya suplai darah ke otot.
3.Peregangan yang berlebihan shg dapat merusak jaringan ikat pada pembungkus serabut otot atau pada tendon
4.Adanya gangguan pada elemen jaringan ikat dalam otot atau tendon


MBBS124209-20242-Statistika

MBBS124209-20242-Statistika

Course modified date: 14 June 2025

Metodologi Statistik

1. Cara-cara ilmiah yg dipersiapkan untuk mengumpulkan, menyusun, menyajikan, dan menganalisis data penyelidikan yg berwujud angka-angka
2. Dapat menyediakan dasar-dasar yg dp dipertanggungjawabkan untuk menarik simpulan yg benar atau mengambil keputusan yg tepat

PENGUJIAN HIPOTESIS

Ada beberapa hal dl pengujian hipotesis:

1.Ada hipotesis untuk diuji
2.Ada sampel sbg bahan penguji
3.Ada distribusi sampling untuk menyusun kerangka pengujian
4.Ada kriteria untuk menentukan keputusan apa yg harus diambil pd akhir pengujian
5.Ada proses pengujian (perhitungan)
6.Ada keputusan atau simpulan pengujian
Hipotesis statistik à hipotesis yg dp dinyatakan dg besaran-besaran statistika
Besaran statistika:
- Rerata (mean)
- Simpangan Baku (Standar Deviasi)
- Kovariansi (perbandingan/ selisih dua parameter sejenis)
Landasan kerja pokok statistik
1.Variasi à dihadapkan pd gejala yg variatif dl jenis maupun tingkatannya (besar/kecil)
2.Reduksi à penyelidikan hanya dilakukan pd cuplikan (sampel) dari seluruh gejala
3.Generalisasi à simpulan diperuntukkan bagi seluruh gejala yg diteliti
CIRI POKOK STATISTIK

1. Bekerja dg angka-angka

ØAngka sbg jumlah/ frekuensi
ØAngka yg menunjukkan nilai atau harga

2. Bersifat objektif

ØSbg alat penilai kenyataan
ØBerbicara apa adanya

3. Bersifat universal

ØDapat digunakan dl semua bidang penyelidikan
ILMU PENGETAHUAN MENGEMBAN TIGA TUGAS:
1.Menerangkan gejala
2.Meramalkan kejadian
3.Mengontrol keadaan
a.Untuk menerangkan gejala disediakan statistik deskriptif
b.Untuk meramalkan dan mengontrol disediakan statistik inferensial
VARIABEL
1.Def.à gejala-gejala yg menunjukkan variasi, baik dl jenisnya maupun dl tingkatannya.
2.Gejala yg hanya dapat dibagi menurut jenisnya disebut: diskrit, kategorikal, nominal
3.Gejala yg dp digolong-golongkan menurut tingkatan besar kecilnya disebut: gejala kontinum
LANGKAH STATISTIK

1. Membuat Hipotesis nol (Ho)

–Hipotesis tentang tidak adanya perbedaan
–Diformulasikan untuk ditolak
–Apabila ditolak, H1 yg diterima

2. Pemilihan tes statistik

3. Tingkat signifikansi dan besar sampel

4. Distribusi sampling

5. Daerah penolakan

6. Keputusan

MENDESKRIPSIKAN H0

Contoh

1.Perbaikan Proses Kerja Pembuatan Patung Mengurangi Beban Kerja Pematung di Desa X
2.Rumusan Masalahnya
–Apakah perbaikan proses kerja pembuatan patung mengurangi beban kerja pematung?

3. Tujuan

–Mengetahui perbaikan proses kerja pembuatan patung mengurangi beban kerja pematung.
Hipotesis Alternatif (Ha/H1) dan Hipotesis Nol (H0)

1. Ha/H1 (m1 > m2)

–Ada perbedaan beban kerja pematung antara sebelum dan sesudah perbaikan proses kerja pembuatan patung.
–Rerata beban kerja pematung sebelum perbaikan lebih tinggi dibandingkan dg setelah perbaikan proses kerja pembuatan patung.

2. H0 (m1 = m2)

–Tidak ada perbedaan beban kerja pematung antara sebelum dan sesudah perbaikan proses kerja pembuatan patung
–Rerata beban kerja pematung antara sebelum dan sesudah perbaikan sama
PEMILIHAN TES STATISTIK
1.Ditentukan oleh sifat populasi dan cara pemilihan sampel
2.Ada berbagai asumsi yang harus disepakati
3.Tes yang paling kuat mempunyai anggapan paling kuat atau paling luas
Contoh uji t dan uji F punya anggapan paling kuat jika memenuhi syarat:

1. Observasi harus saling independen

2. Observasi ditarik dari populasi yang berdistribusi normal

- jika sampel < 20 gunakan uji Shapiro-Wilk,
- jika sampel ≥ 20 gunakan uji Kolmogorov-Smirnov

3. Populasi memiliki varian yang sama (uji F)

4. Variabel yg diukur minimal berskala interval

TINGKAT SIGNIFIKANSI
*Taraf signifikansi 5% (a = 0,05) atau 1% (a = 0,01)
*Artinya:
–jika nilai p pada uji statistik < 0,05 atau 0,01 berarti H0 ditolak dan H1 diterima
–jika nilai p pada uji statistik > 0,05 atau 0,01 berarti H0 diterima dan H1 ditolak
Besar Sampel
1.Kalau berupa penelitian observasional besar sampel 20% dari populasi terjangkau
2.Jenis-jenis populasi:
–Populasi Target à populasi yang ditargetkan dalam penelitian (misalnya daerah Kecamatan)
–Populasi terjangkauà populasi yang dapat dijangkau pada penelitian setelah ditetapkan kriteria inklusi (kriteria untuk menerima sbg sampel), misalnya: perajin di Banjar X
Beda Statistik Parametrik dan Non Parametrik
*Parametrikà suatu tes yg modelnya menetapkan syarat tertentu tentang parameter populasi yg mrpkan sumber/ induk sampel penelitian
*Non Parametrikà suatu tes yg modelnya tidak menetapkan syarat tertentu tentang parameter populasi yg mrpkan sumber/ induk sampel penelitian
KEUNTUNGAN NONPARAMETRIK
1.Tidak peduli dengan distribusi populasi yg merupakan induk sampel
2.Jika sampelnya sekecil n = 6 hanya nonparametrik yg dapat digunakan, kecuali distribusi populasi distribusinya diketahui normal
3.Dapat diterapkan pd sampel-sampel yg bersumber dari beberapa populasi yg berlainan
4.Dapat menggarap data yg bersifat ranking, kategori, dan klasifikasi
5.Lebih mudah dipelajari
KELEMAHAN NON PARAMETRIK
1.Jika data telah memenuhi anggapan model parametrik berarti akan terjadi penghamburan data, artinya: jika kekuatan efisiensi parametrik 90% (syarat tes parametrik terpenuhi), maka tes parametrik akan efektif dg jumlah sampel 10% lebih kecil drpd analisis nonparametrik
2.Belum ada metode nonparametrik untuk menguji interaksi dalam analisis varian

MBBS124202-20242-Pancasila

MBBS124202-20242-Pancasila

Course modified date: 16 June 2025