BIOS119505-20242-Bahasa Inggris Profesi
- Pengajar: 196710131994031001 Dr. I Wayan Sukra Warpala, S.Pd., M.Sc.
- Siswa terdaftar: 1
BIOS120506-20242-Pengembangan Media dan Multi Media
- Pengajar: 196710131994031001 Dr. I Wayan Sukra Warpala, S.Pd., M.Sc.
- Pengajar: 198603072015042001 Ni Putu Sri Ratna Dewi, S.Pd., M.Pd.
- Siswa terdaftar: 1
BIOS124607-20242-Praktikum Ekologi
- Pengajar: 198912292022031009 Moh Jafron Syah, M.Si.
- Siswa terdaftar: 34
BIOS120504-20242-Bahasa Inggris Biologi 2 (Profesion)
- Pengajar: 196710131994031001 Dr. I Wayan Sukra Warpala, S.Pd., M.Sc.
- Pengajar: 198910032019031008 I Made Oka Riawan, S.Pd., M.Sc.
- Siswa terdaftar: 1
BIOS124204-20242-Statistika Dasar
Metodologi Statistik
Ada beberapa hal dl pengujian hipotesis:
1. Bekerja dg angka-angka
2. Bersifat objektif
3. Bersifat universal
1. Membuat Hipotesis nol (Ho)
2. Pemilihan tes statistik
3. Tingkat signifikansi dan besar sampel
4. Distribusi sampling
5. Daerah penolakan
6. Keputusan
MENDESKRIPSIKAN H0Contoh
3. Tujuan
1. Ha/H1 (m1 > m2)
2. H0 (m1 = m2)
1. Observasi harus saling independen
2. Observasi ditarik dari populasi yang berdistribusi normal
3. Populasi memiliki varian yang sama (uji F)
4. Variabel yg diukur minimal berskala interval
TINGKAT SIGNIFIKANSI- Pengajar: 196812171993031003 Prof.Dr. I Made Sutajaya, M.Kes.
- Pengajar: 195901281982031002 Prof.Dr. Putu Budi Adnyana, M.Si.
- Siswa terdaftar: Belum ada siswa yang mendaftar pada kursus ini
BIOS120505-20242-Etnobiologi
BAB
I
ETNOAGRONOMI
Ciri khas:
KEBERADAAN SUBAK
Konsep Tri Mandala di Pemukiman yang berhubungan dg Agronomi
KAJIAN ETNOAGRONOMINYA
Sekarang lagi trend à beras hitam bukan ketan hitam (injin)
BERAS HITAM --> bukan ketan hitam (injin)- Pengajar: 198603072015042001 Ni Putu Sri Ratna Dewi, S.Pd., M.Pd.
- Pengajar: 196812171993031003 Prof.Dr. I Made Sutajaya, M.Kes.
- Siswa terdaftar: Belum ada siswa yang mendaftar pada kursus ini
BIOS119405-20242-Fisiologi Hewan
BAB I
GERAK PADA HEWAN
a. Avertebrata
PROTOZOA
ORGANEL LOKOMOTORIK
Fibril-fibril kontraktil di bawah permukaan tubuh
Karakteristik AMOEBA
Karakteristik CILIATA
FUNGSI CILIA
TEORI GERAKAN CILIA
B. TEORI AKTIF à Punya elemen kontraktil dan struktur jaringan yg aktif (perlu energi)
PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP GERAKAN CILIA
Cilia pada hewan Uniselular (untuk lokomotorik)
Cilia pada hewan Multiselular (untuk transportasi)
Flagela (strukturnya sama dg cilia)
CACING PIPIH (PLATYHELMINTES)
A. Serabut ototnya tersusun 3 bidang
B. Fungsi serabut otot
CACING GILIK (NEMATHELMINTES)
OTOT VERTEBRATA
Otot skeletal (Muskuloskeletal)
BUKTINYA: kita bisa mendorong, mengapa ?
Karena ada:
ORIGO à ujung otot yg relatif tetap terfiksasi saat kontraksi
INSERSI à ujung lain yang bergerak
BELLY à bagian yang menebal di antara origo dan insersi
CONTOH
2. MUSCULUS TRICEPS
KARAKTERISTIK OTOT VERTEBRATA
B. KATAK s.d. MAMALIA
ASAL-USUL EMBRIONAL OTOT VERTEBRATA
A. MESODERMIS pd embrio awal menjadi:
B. EPIMER à selanjutnya mjd: dermatom, miotom, dan sklerotom.
C. MIOTOM à di belakang kepala dan faring mjd otot dinding badan
(muskuli axiales)
D. M. AXIALES à pd Ikan setiap sisi dipisah septum lateralis
JENIS-JENIS OTOT
A. OTOT POLOS/ NONSTREATA/ INVOLUNTEER
B. OTOT RANGKA/ LURIK/ SKELETAL/SERAN LINTANG/
VOLUNTEER
C. OTOT JANTUNG (MYOCARDIUM)
SIFAT-SIFAT JARINGAN OTOT
SARCOPLASMA (Sitoplasma pada sel otot yang mengandung beberapa organela dan inklusion)
KONTRAKSI TIDAK TERUS-MENERUS
Mengapa ?
PERANAN KALSIUM pd Kontraksi Otot
PROSES KONTRAKSI OTOT
BENTUK-BENTUK KONTRAKSI OTOT SKELETAL
Contoh: mengangkat beban sampai beban terangkat, gerakan dalam berlari/ berjalan, dan lain-lain.
2. ISOMETRIK/ STATIK (panjang serabut tetap, tapi tonus otot berubah)
Contoh: mengangkat beban tapi beban tidak terangkat, binaragawan yg menunjukkan otot-ototnya, dll.
3. ISOKINETIK (kontraksi otot maksimal yg disertai dengan gerakan yang kecepatannya sama)
Contoh: gerakan tungkai saat berenang, gerakan menendang bola, dll.
4. EKSENTRIK (otot memanjang yg disertai dg bertambahnya ketegangan otot)
Contoh: kontraksi otot lutut saat turun tangga.
PRINSIP UMUM KEKUATAN KONTRAKSI OTOT
PENYEBAB RASA SAKIT PADA OTOT
- Pengajar: 198910032019031008 I Made Oka Riawan, S.Pd., M.Sc.
- Pengajar: 195808311982032002 Prof.Dr. Desak Made Citrawathi, M.Kes.
- Pengajar: 196812171993031003 Prof.Dr. I Made Sutajaya, M.Kes.
- Siswa terdaftar: 1
BIOS124406-20242-Anatomi dan Fisiologi Manusia
Pengertian Osteologi (Sistem Rangka) dan Fungsinya
Osteologi (sistem rangka) meliputi seluruh tulang yang terdapat di dalam tubuh manusia dengan persendiannya.
Fungsi sistem rangka adalah sebagai berikut (Tjandra, 1988).
1. Untuk memberi kekuatan dan memberi bentu pada tubuh.
2. Untuk melindungi organ-organ yang vital dan lunak.
3. Untuk perlekatan otot.
4. Untuk cadangan kalsium.
1.2 Anatomi Tulang
1.2.1 Bentuk-bentuk (Tipe) Tulang
Bentuk-bentuk (tipe) tulang ada empat macam yaitu:
1. tulang panjang/ tulang pipa, misalnya femur, tibia, fibula, humerus, radius, ulna dan phalanges,
2. tulang pendek, misalnya tulang-tulang carpus dan tarsus,
3. tulang pipih, misalnya tulang dahi, tulang ubun-ubun, iga dan scapula, dan
4. tulang yang bentuknya tidak teratur, misalnya os. sphenoid (tulang baji), os. ethmoid (tulang tapis), os sacrum (tulang kelangkang atau kemudi), os coccyges (tulang tungging) dan mandibula.
1.2.2 Tanda-tanda pada Tulang
A. Cekungan dan lubang
Cekungan dan lubang pada tulang terdiri atas:
1. fossa yaitu: cekungan atau lekukan, misalnya fossa mandibularis, os temporalis (tulang pelipis),
2. sinus yaitu: rongga atau ruangan seperti bunga karang (sponge) di dalam tulang, misalnya sinus frontal,
3. foramen yaitu; lubang, misalnya foramen magnum pada tulang kepala belakang, dan
4. meatus yaitu: lubang yang berbentuk pembuluh, misalnya meatus acousticus externus (liang telinga luar).
B.Tonjolan atau processus (taju)
Tonjolan atau processus (taju) pada tulang dibedakan berdasarkan atas kekhasannya masing-masing. Secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut.
a. Tonjolan atau processus yang cocok masuk pada suatu persendian meliputi:
1. condylus yaitu: tonjolan yang bulat yang masuk ke dalam lekuk sendi, misalnya condylus tulang paha (femur), condylus occipitalis (benjol kepala belakang), dan
2. kepala (caput) yaitu tonjolan yang bulat dekat bagian yang menyempit seprti leher, misalnya kepala femur dan caput humeri.
b. Tonjolan atau processus tempat perlekatan otot meliputi:
1. trochanter yaitu: processus yang sangat besar, misalnya trochanter besar pada femur (benjol pemutar; trochos = roda),
2. crest (crista) yaitu bingkai, sisir, suatu penebalan, misalnya iliaccrest. Jika tepi ini kurang besar disebut line, misalnya ileopectineal line,
3. processus spinosus atau spina yaitu taju duri, misalnya pada vertebre,
4. tuberosity yaitu penonjolan bulat yang besar, misalnya ischial tuberosity, dan
5. tubercle yaitu tonjolan bulat kecil misalnya pada iga
1.3 Struktur Tulang
a. Pada struktur tulang panjang, tiap-tiap tulang panjang terdiri atas bagian-bagian sebagai berikut (Tjandra, 1988).
1. Diaphysis, bagian utama. Padanya terdapat os compacta periosteum, endoosteum, dan rongga sumsum.
2. Epiphysis, merupakan extremitas tulang panjang. Bentuknya sedikit banyak seperti umbi yang berfungsi untuk tempat perlekatan otot dekat sendi. Di dalam epiphysis proximal humerus dan femur terdapat sumsum merah dan pada ephypisis yang lain pada orang dewasa terdapat sumsum kuning.
3. Tulang rawan sendi atau cartilago articularis, merupakan tulang rawan hyaline yang menutup permukaan sendi pada epiphysis dan berfungsi sebagai bantalan.
4. Periosteum yaitu membrana fibrosa yang berwarna putih dan menutupi tulang itu, kecuali pada permukaan sendi. Pada lapisan dalam tulang yang sedang tumbuh terdapat osteoblast dan pembuluh-pembuluh darah periosteal yang memberi makanan dan oksigen kepada lapisan osteogenik. Melalui canal Volkmann darah ini masuk dalam lapisan di bawahnya (os compacta) dan berhubungan dengan canal Haversi. Karena adanya sel-sel yang membentuk tulang dan pembuluh-pembuluh darah maka periosteum itu sangat penting artinya dalam pertumbuhan tulang, penyembuhan (reparasi) tulang dan pemberian makanan kepada sel-selnya, di samping sebagai tempat perlekatan otot dan ligamen.
5. Rongga sumsum, terdapat pada sepanjang diaphysis. Pada orang dewasa rongga ini mengandung susmsum kuning atau berlemak.
6. Endoosteum, merupakan dinding rongga sumsum yaitu lapisan sumsum tulang yang berkondensasi.
b. Pada struktur tulang pendek terdiri atas “inti” tulang cancelous yang dibungkus oleh satu lapisan tulang kompakta yang tipis.
c. Pada struktur tulang pipih, satu lapisan tulang cancelous yang terletak di antara dua lempeng tulang kompakta, misalnya: tulang cancelous pada tulang tengkorak (diploe), costa dan sternum, yang berisi sumsum merah.
d. Pada struktur tulang yang bentuknya tidak teratur mempunyai struktur serupa dengan tulang pendek. Pada badan ruas vertebre dan pada epiphysis proximal pada femur dan humerus. Karena berfungsi membentuk darah, maka sumsum tulang itu sangat penting peranannya dalam tubuh.
1.4 Nama-Nama Tulang dan Jumlahnya
Kerangka manusia terdiri atas dua bagian utama sebagai berikut (Tjandra, 1988).
1. Kerangka sumbu (axial skeleton), yang terdiri dari tulang tengkorak, columna vertebralis, iga, sternum dan hyoid (tulang lidah)
2. Kerangka anggota gerak (appendicular skeleton) yaitu tulang-tulang yang melekat pada sumbu tersebut, yaitu tulang anggota gerak atas dan anggota gerak bawah.
Jika mempelajari tulang-tulang tersebut, cobalah mencari tempatnya pada tubuh anda. Jika mungkin rabalah struktur dalam garis besarnya. Jika ada model atau kerangka yang sebenarnya, pelajarilah letak tulang-tulang tersebut. Kerangka manusia dari arah depan dan belakang dapat dilihat pada Gambar 1.1.
(Sumber: http://www.updatenya.com/2013/01/kerangka-seluruh-tubuh-manusia-dan.html,
diakses tanggal 30 November 2014)
Gambar 1.1 Kerangka Manusia dari Arah Depan dan Belakang
1.4.1 Kerangka Sumbu
A. Tengkorak
Tengkorak dibentuk oleh 28 tulang yang bentuknya tidak teratur. Sebelas tulang berpasangan, sedangkan enam buah lagi tidak berpasangan. Semua tulang tengkorak (kecuali sebuah) berhubungan erat satu sama lainnya, sehingga tidak dapat bergerak. Tengkorak terdiri dari dua bagian yaitu: kotak otak (neurocranium atau cranium) dan bagian wajah (splanchnocranium).
a. Cranium
Atap cranium yang dibentuk oleh os frontale, os parietal dan os occipitale. Sisinya dibentuk oleh os temporale dan sayap besar os sphenoid. Tulang ini ditambah dengan lempeng tapis (lamina cibrosa os ethmoid) membentuk bagian bawah cranium atau dasar cranium (basis cranii). Bagian tengahnya dibentuk oleh os sphenoid yang membentuk bagian pusat (key stone) yaitu tempat menempel os frontal, os parietal, os occipitale dan os ethmoidal. Atap cranium dibentuk oleh tulang-tulang sebagai berikut (Tjandra, 1988).
1. Os frontale (tulang dahi) merupakan kerangka dahi. Padanya terdapat ruangan yang berisi udara, sinus frontalis. Tulang ini membentuk bagian atas orbita. Tulang ini berhubungan erat dengan kedua os parietale yang ada di belakangnya dengan perantaraan coronal suture.
2. Os parietale (tulang ubun-ubun) ada dua buah dan merupakan atap cranium yang melengkung. Tulang ini membentuk beberapa persendian dengan tulang yang lain yaitu: (a) dengan os occipitale melalui lamboidal suture; (b) dengan os temporale dan sebagaian os sphenoid dengan perantaraan squamus suture; dan (c) dengan os frontale melalui coronal suture. Bagian sisi bawah cranium dan sebagian basisnya ditandai oleh dua buah os temporale (tulang pelipis). Di dalamnya terdapat struktur telinga tengah dan telinga dalam dan juga mempunyai sinus mastoideus (rongga bentuk putting). Radang pada selaput lendir sinus ini sering terjadi yang disebut dengan mastoiditis.
3. Os occipitale (tulang kepala belakang), membentuk tulang tengkorak bagian posterior bawah. Tulang tersebut mengadakan persendian yang tidak dapat bergerak dengan tiga buah tulang cranium yang lain yaitu: os parietale, os temporale dan os sphenoid serta mengadakan persendian yang dapat bergerak dengan vertebrae cervicales yang pertama (tulang atlas).
4. Os sphenoid (tulang baji). Bentuknya serupa kelelawar dengan sayap terbentang dan kakinya menjulur ke posterior bawah. Tulang ini merupakan bagian pusat dasar cranium dan juga membentuk sebagian dasar dan dinding orbita. Padanya terdapat rongga udara yang mempunyai dinding selaput lendir (sinus sphenoidalis).
5. Os ethmoidale (tulang tapis) merupakan tulang rumit yang bentuknya tidak teratur. Letaknya di sebelah anterior os sphenoid, tetapi di belakang os nasale. Tulang ini membentuk bagian anterior dasar cranium, dinding medial orbita, bagian atas septum nasalis dan dinding sisinya, dan sebagian atap rongga hidung. Padanya terdapat lubang-lubang kecil tempat masuknya cabang-cabang nervus olfactorius ke dalam otak. Bagian lateral os ethmoid ini berbentuk sarang tawon (honey-combed) dengan rongga-rongga sinus.
b.Tulang wajah (splanchnocranium)
Pada umumnya dikatakan bahwa terdiri dari 14 tulang, tetapi dalam kenyataannya lebih banyak, sebab beberapa tulang cranium, terutama os frontale dan os ethmoidale juga ikut membentuk wajah. Jika pada neurocranium os sphenoidale merupakan bagian pusat (key stone) maka pada bagian wajah yang berstatus demikian adalah maxilla (rahang atas). Kecuali mandibula (rahang bawah) semua tulang wajah mengadakan persendian dengan maxilla. Maxilla (os maxillare) membentuk sebagian dari dasar orbita, sebagian atap rongga mulut dan sebagian dasar dan dinding sisi rongga hidung. Padanya terdapat sinus paranasalis yang terbesar dan sinus maxillaries (antrum of Highmore).
Berbeda dengan maxilla yang terdiri dari sepasang tulang, maka rahang bawah terdiri dari sebuah tulang (os mandibulare = mandibula), karena dalam pertumbuhannya kedua tulang yang membentuknya bertaut menjadi satu. Tulang ini merupakan tulang wajah yang terbesar dan trkuat. Tulang ini bersendi dengan os temporale dan sendi inilah satu-satunya yang dapat bergerak pada tengkorak.
Pipi dibentuk oleh os zygomaticus (os malare) yang ada di dalamnya. Tulang ini juga membentuk dinding luar orbita (lekuk mata). Dengan processus zygomaticus os temporale, tulang ini membentuk arcus zygomaticus (lengkung tulang pipi). Tulang pipi ini bersendi dengan empat tulang wajah yang lain, yaitu: maxillae, os temporale, os frontale dan os sphenoid.
Bentuk hidung diatur oleh os nasale, yang membentuk bagian atas jembatan hidung. Bagian bawahnya terdiri dari tulang rawan. Walaupun tulang ini kecil-kecil, tapi juga mengadakan lima buah persendian yaitu: dengan lamina perpendicularis (lempeng tengah) os ethmoidale, bagian tulang rawan septum nasalis, os frontale, maxillae dan dengan sesamanya.
Pada bagian posterior dan lateral masing-masing os nasale terdapat sebuah tulang tipis seperti kertas, bentuk dan ukurannya serupa kuku jari tangan. Tulang ini membantu membentuk dinding sisi rongga hidung dan dinding medial orbita. Karena pada tulang tersebut terdapat lekuk untuk tempat duktus nasolacrimalis, maka disebut os lacrimale (tulang air mata). Tulang ini bersendi dengan maxilla, os frontale dan os ethmoidale.
Dinding inferior dan dinding lateral, bagian posterior rongga hidung diperkuat oleh os palatinum (tulang langit-langit = palatine bone). Tulang ini membentuk bagian posterior palatum durum (langit-langit keras). Bentuk tulang ini tidak teratur. Bagian horizontal dan bagian vertikalnya mempunyai hubungan demikian rupa, sehingga sepintas lalu tulang ini tampak berbentuk huruf L. Padanya terdapat pula tonjolan atas yang kecil, yang membantu membentuk dasar orbita. Kedua os palatinum itu bersatu pada garis tengah, seolah-olah dua huruf L yang saling berhadapan. Tulang ini juga bersendi dengan maxillae dan os sphenoid.
Concha nasalis inferior (kerang hidung bawah) adalah tulang yang seperti kertas bergulung (scroll) yang menonjol ke dalam rongga hidung. Di dalam tiap-tiap rongga hidung terdapat tiga tonjolan tulang yang demikian yang masing-masing dibentuk oleh: concha nasalis superior, concha nasalis media (keduanya merupakan tonjolan os ethmoidale) dan concha nasalis inferior yang merupakan tulang tersendiri.
Concha itu tertutup oleh mukosa dan membentuk tiga buah saluran sempit yang tidak teratur (nasal meati) sepanjang dinding sisi tiap-tiap rongga hidung itu. Concha nasalis inferior membentuk persendian yang tidak dapat bergerak dengan os ethmoidale, maxilla dan os palatum.
Struktur yang membentuk septum nasi (sekat rongga hidung) yaitu lamina perpendicularis (lempeng tengah) os ethmoidale dan tulang rawan sehat. Masih ada lagi sebuah struktur lain yang menyempurnakan sekat rongga hidung ini, yaitu tulang vomer (tulang pisau luku). Tulang ini mengadakan persendian dengan empat buah tulang yang lain: os sphenoid, os ethmoidale, os palatum dan maxillae.
Tulang-tulang telinga: malleus, incus dan stapes yang masing-masing dua buah.
c. Struktur khusus pada tengkorak
Pada tengkorak terdapat struktur-struktur khusus sebagai berikut (Tjandra, 1988).
1. Sutura
Sutura adalah perhubungan tulang yang tidak dapat bergerak antara tulang-tulang tengkorak. Yang terpenting adalah bagian sagittal (antara kedua os parietale), coronal (antara os parietale dan os frontale), dan lamboidal (antara os parietale dan os occipitale).
2. Fontanel
Fontanel adalah tempat-tempat yang lunak pada tulang tengkorak, karena pada waktu lahir proses ossifikasinya tidak sempurna. Hal ini juga penting untuk menentukan posisi kepala bayi sebelum kelahiran. Daerah atau tempat yang demikian ada empat buah pada os parietale, dengan rincian sebagai berikut (Tjandra, 1988).
a. Anterior, letaknya pada perpotongan antara sututa sagital dan sutura coronal (pada perhubungan os parietale dan os frontale). Bentuknya seperti belah ketupat. Ini merupakan fontanel yang terbesar dan umumnya tertutup jika bayi atau anak itu sudah berumur 1,5 tahun.
b. Posterior, letaknya pada perpotongan antara sutura sagittal dan sutura lamboida (pada perhubungan os parietale dan os occipitale) bentuknya segitiga dan umumnya tertutup menjelang bulan kedua.
c. Anterolateral, letaknya pada perhubungan antara os frontale, os parietale, os temporale dan os sphenoid.
d. Posterolateral, letaknya pada perhubungan os parietale, os occipitale dan os temporale dan umumnya tertutup menjelang tahun kedua.
3. Sinus
Sinus ada dua macam yaitu: (1) rongga udara (air sinus atau bony sinus) adalah rongga di dalam tulang. Yang berhubungan dengan hidung disebut sinus paranasal (os frontale, os sphenoid, os ethmoidale dan os maxillare) dan (2) rongga darah (blood sinus) adalah vena-vena di dalam cavum cranii.
4. Orbita (lekuk mata)
Bagian ini dibentuk oleh bagian-bagian tulang sebagai berikut (Tjandra, 1988).
a. Os frontale, sebagai atap orbita
b. Os ethmoidale, sebagai dinding medial
c. Os sphenoid, sebagai dinding lateral
d. Os lacrimale, sebagai dinding medial
e. Os maxillare, sebagai bagian dasar
f. Os zygomaticus, sebagai dinding lateral
g. Os palatinum juga sebagai bagian dasar.
5. Septum nasi (sekat rongga hidung)
Bagian ini merupakan garis tengah rongga hidung dan membagi rongga ini menjadi belahan kiri dan kanan. Septum nasi dibentuk oleh tiga tulang sebagai berikut (Tjandra, 1988).
a. Lamina perpendicularis os ethmoidale ( bagian atas septum)
b. Tulang vomer (pisau luku) (bagian bawah dan posterior)
c. Tulang rawan (bagian anterior)
6. Wormian Bones
Bagian ini merupakan pulau-pulau tulang yang kecil dan terdapat di dalam sebuah sutura. Fungsinya untuk memperkuat persendian pada sutura yang merupakan persendian sinarthrosis.
7. Tulang lidah (os hyoideum)
Bagian ini merupakan tulang tungga di dalam leher dan juga merupakan bagian kerangka sumbu. Bentuknya seperti huruf U, kdang-kadang dapat diraba tepat di atas larynk dan di bawah mandibula. Tulang ini dipegang oleh processus styloideus (taju bentuk anak batu) os temporale. Salah satu otot lidah yang berpasangan (hyoglossus) mempunyai origi pada os hyoideum dan beberapa otot dasar mulut (myolohyoid dan geniohyoid) mengadakan insersi padanya. Tulang lidah ini sangat menarik, karena inilah satu-satunya tulang dalam tubuh manusia yang tidak mengadakan persendian dengan tulang lain.Untuk lebih jelasnya struktur anatomi tengkorak pada manusia dapat dicermati pada Gambar 1.2.
![]() |
(Sumber: http://www.updatenya.com/2013/01/kerangka-seluruh-tubuh-manusia-dan.html dan http://asagenerasiku.blogspot.com/2012/03/rangka-manusia-dan-fungsinya.html diakses tanggal 30 November 2014)
Gambar 1.2 Struktur Anatomi Tengkorak pada Manusia
B. Columna Vertebralis
Bagian ini merupakan sumbu longitudinal kerangka, sifatnya fleksibel, karena disusun oleh 26 tulang (khas pada orang dewasa) yang disebut vertebrae. Tulang-tulang itu berhubungan satu sama lain, sedemikian rupa, sehingga memungkinkan gerakan ke muka, ke belakang dan ke samping. Kepala menumpang di atasnya, iga dan viscera menggantung di depannya, tungkai melekat di bagian bawah, sedangkan sumsum punggung (medulla spinalis) terdapat di dalamnya. Seluruh tulang itu membentuk tulang punggung.
Leher diperkuat oleh tujuh ruas vertebrae cervicales. Bagian yang berikutnya disusun oleh 12 buah vertebrae thoracales karena letaknya di belakang rongga thorax. Bagian yang berikutnya adalah lima buah vertebrae lumbales yang memberi kekuatan pada daerah pinggang. Di bawahnya terdapat os sacrum (tulang kelangkang) yang terdiri dari sebuah tulang, sebagai hasil perpaduan lima buah tulang semasa embrio, sedangkan os coccyges (tulang tungging) adalah sebuah tulang yang terjadi dari pertautan empat atau lima buah vertebrae.
Semua bagian vertebrae ini satu sama lain serupa, tetapi berbeda dengan anggota vertebrae bagian yang lain. Misalnya semua vertebrae (kecuali vertebrae cervicales yang pertama) mempunyai carpus vertebrae (badan ruas) yang bundar dan pipih, processus spinosus (taju duri) yang tumpul dan menonjol pada garis tengah posterior dan mengarah ke inferior serta dua buah processus transverses (taju sayap) yang menonjol ke arah lateral.
Semua vertebrae (kecuali os sacrum dan os coccyges) mempunyai foramen vertebralis. Dari carpus vertebrae cervicales yang kedua (epistropheus = pemutar) terdapat tonjolan ke atas (processus os dentoideus = dens) yang berfungsi sebagai sumbu untuk memutar kepala dengan perantaraan tulang atlas penjunjung (vertebrae cervicales yang pertama). Processus spinosus yang panjang dan tumpul yang mungkin dapat diraba pada bagian belakang leher merupakan ciri khas vertebrae cervicales yang ketujuh. Masing-masing vertebrae thoracales mempunyai bidang-bidang sendi (foveae costales) untuk iga. Seluruh columna vertebralis ini bersendi dengan kepala, iga dan os coxae (pangkal paha = hiphone), sedangkan masing-masing vertebra satu sama lain berhubungan pada persendian yang terletak antara corpus vertebrae dan processus artikularisnya.
Untuk menambah daya junjung dan untuk mempertahankan posisi badan agar tetap tegak, maka columna vertebralis ini melengkung. Pada waktu lahir, dari leher sampai ke tulang tungging terdapat kecembungan yang kontinyu, tapi sejak anak tersebut belajar duduk dan berdiri, maka timbullah kecekungan (kehel depan = lordosis) pada daerah leher dan pinggang (lordosis cervicales dan lordosis lumbales). Sering terjadi bahwa lengkung spinal itu berbeda dengan yang normal. Misalnya lengkung daerah pinggang menunjukkan lordosis yang luar biasa, bagian lain melengkung ke arah lateral (scoliosis), yang sering disebut dengan istilah bungkuk (huncback), adalah sebagai akibat kecembungan yang luar biasa pada daerah thorax (kyphosis = kehel belakang-punggung = kyphosis thoracales).
C. Sternum
Bagian medial dinding dada depan diperkuat oleh sternum, yaitu sebuah yang serupa keris. Tulang itu terdiri dari tiga bagian sebagai berikut (Tjandra, 1988).
1. Manubrium, tangkai.
2. Badan (glandiolus).
3. Processus xiphoideus (cartilago enensiformis), taju pedang.
Bagian ini mengalami ossifikasi sesudah dewasa. Manubrium bersendi dengan clavicula dan costa I, sedangkan sembilan buah iga yang berikutnya berhubungan dengan badan sternum, baik secara langsung maupun tidak langsung atau dengan perantaran tulang rawan iga.
D. Thorax
Kedua belas pasang costa (iga), columna vertebralis dan sternum membentuk “sangkar tulang” yang disebut thorax. Masing-masing iga bersendi dengan corpus dan psocessus transverses vertebrae thoracales yang bersesuaian. Di samping itu costa II sampai IX bersendi dengan badan ruas vertebrae itu. Dari perlekatannya pada vertebrae masing-masing iga melengkung ke luar lalu ke depan dan ke bawah. Hal ini penting untuk mekanisme pernafasan. Ketujuh iga yang pertama mempunyai tulang rawan iga yang melekat pada sternum. Masing-masing tulang rawan iga pada ketiga iga yang berikutnya berhubungan dengan tulang rawan iga yang di atasnya itu, sehingga perlekatannya pada sternum secara tidak langsung. Iga yang kesebelas dan keduabelas sama sekali tidak melekat dengan sternum, karena itu disebut iga melayang (iga pendek). Bagian-bagian tulang tersebut dapat dilihat pada Gambar 1.3.
(Sumber: sagenerasiku.blogspot.com/2012/03/rangka-manusia-dan-fungsinya.html
Diakses tanggal 30 November 2014)
Gambar 1.3 Columna Vertebralis, Sternum, dan Thorax
1.4.2 Kerangka Anggota Gerak
A. Anggota gerak atas (extremitas atas)
Anggota gerak atas terdiri dari tulang-tulang yang membentuk gelang bahu, lengan atas, lengan bawah, pergelangan tangan dan tangan.
1. Gelang Bahu
Gelang bahu dibentuk oleh clavicula (tulang selangka) dan scapula (tulang belikat). Gelang bahu ini hanya membentuk sebuah persendian tulang dengan tubuh, yaitu persendian sternoclavicula, yaitu antara sternum dan clavicula. Pada ujung luarnya clavicula itu bersendi dengan scapula (yang melekat pada iga) dengan perantaraan otot tendon, jadi bukan dengan persendian. Semua gerakan bahu itu juga menyangkut persendian sternoclavicula.
Pada scapula terdapat:
1. batas-batas: superior, vertebral dan axillar,
2. spina, yaitu tepi yang tajam yang jalannya diagonal pada sisi posterior bidangnya,
3. acromion = tonjolan atau ujung belikat,
4. processus coracoideus, taju paruh gagak, dan
5. rongga glenoid, mangkok sendi untuk humerus.
2. Humerus (tulang lengan atas).
Seperti juga tulang lengan yang lain, tulang ini pun terdiri dari bagian utama (diaphysis) dan dua ujung (epiphysis). Epiphysis atas mempunyai beberapa struktur pengenal, misalnya caput humeri, leher anatomik, tuberkulum besar dan kecil, lekuk intertuberkular dan leher surgikal. Pada diaphysis terdapat deltoid tuberosity dan lekuk radial. Struktur lain yang merupakan ciri epifisisnya adalah empat buah tonjolan (epicondyl medial dan lateral, capitulum dan trochlea) dan dua buah cekungan (olecranon fossae dan coronoid fossae). Pada bagain proximal humerus bersendi dengan skapula, sedangkan bagian distalnya dengan radius dan ulna.
3. Tulang lengan bawah
Tulang lengan bawah terdiri dari: ulna (tulang hasta) yang lurus dengan kelingking dan radius (tulang pengumpil) yang lurus dengan ibu jari. Pada ujung proksimal ulna, processus olecranonnya menonjol ke posterior, sedangkan processus coronoidnya ke arah anterior. Padanya juga terdapat dua buah lekuk/ cekungan yaitu pada permukaan anteriornya terdapat semilunar notgh, sedangkan pada bagian lateral terdapat radial notgh. Ujung distalnya mempunyai dua buah tonjolan yaitu: kepala yang bulat dan processus styloideus yang lebih runcing. Pada bagian proximal ulna bersendi dengan humerus dan radius, sedangkan pada bagian distalnya dengan discus fibrocartilago, tetapi tidak ada persendian dengan tulang-tulang carpus.
Radius mempunyai tiga tonjolan yaitu: dua buah berada pada ujung proximal yaitu kepala dan radial tuberosity. Yang sebuah ada pada ujung distalnya, yaitu processus styloideus. Pada bagian proximal terdapat dua persendian. Yang sebuah dengan capitulum humerus dan yang kedua dengan radial notgh pada ulna. Persendian pada ujung distalnya ada tiga buah yaitu: dengan tulang navicular dan lunate (tulang-tulang carpus) dan dengan kepala tulang hasta.
4. Tulang carpus (pergelangan tangan) dan tangan
Tulang carpus (pergelangan tangan) ada delapan buah. Kebanyakan orang berpendapat, bahwa tulang-tulang ini adalah bagian atas tangannya, tetapi dari segi anatomi, tulang-tulang ini adalah pergelangan tangan. Dari kedelapan buah tulang ini hanya sebuah yang tampak dari luar, yaitu tulang pisiformis, yang merupakan tonjolan bulat kecil pada arah kelingking. Tulang-tulang carpus satu sama lainnya dihubungkan dengan erat dan kuat oleh ligament menjadi dua deretan yang masing-masing terdiri dari empat tulang. Deretan proximal (mulai dari arah kelingking ke arah ibu jari) yaitu: pisiform – triquetrum – lunate – navicular. Deretan distal yaitu: hamate – capitate – multangular kecil – multangular besar. Persendian antara tulang-tulang carpus dan persendian antara carpus dan radius memungkinkan gerakan pergelangan tangan dan tangan. Tulang-tulang metacarpus (telapak tangan) ada lima buah. Tulang yang ada pada ibu jari membentuk persendian yang paling bebas bergeraknya dengan carpus. Karena besarnya kemungkinan gerakan metacarpus ibu jari dan tulang multangular besar, terutama kemampuan untuk mendekatkan ibu jari dengan jari tangan yang lain, maka tangan manusia lebih mungkin dipergunakan untuk menyelidiki lingkungan dengan lebih efektif daripada jari kaki hewan. Kepala tulang-tulang metacarpus itu kuat sekali dan merupakan gelang tinju (tulang buku = knucle) tangan dan bersendi dengan phalanges (tulang jari). Bagian dari tulang yang termasuk anggota gerak atas dapat dilihat pada Gambar 1.4.
(Sumber: http://dc248.4shared.com/doc/dLk3wsQ-/preview.html,
diakses tanggal 30 November 2014)
Gambar 1.4 Tulang-tulang yang Menyusun Anggota Gerak Atas
B. Anggota gerak bawah (extremitas bawah)
Anggota gerak bawah terdiri atas: os coxae, femur, tibia, fibula, tulang pergelangan kaki (tarsus), metatarsus dan phalanges. Kedua os coxae (os innominatum) dihubungkan oleh ligament yang kuat, ke arah posterior dihubungkan dengan os sacrum sedangkan hubungan dengan sesamanya ada pada bagian anterior. Tulang-tulang ini membentuk tulang panggul (pelvic girdle), suatu dasar sirkuler yang mantap dan berfungsi memberi kekuatan pada tubuh serta tempat melekatnya extremitas bawah. Pada permulaannya os innominatum itu terdiri dari tiga buah tulang, tetapi kemudian ketiga tulang itu menjadi satu dan merupakan tulang yang pasif, bentuknya tidak teratur dan merupakan tulang yang paling lebar dalam tubuh manusia. Tulang yang besar dan letaknya paling atas disebut os illium (tulang usus), yang paling bawah disebut os ischium (tulang duduk) dan yang paling depan disebut os pubis (tulang kemaluan).
Tulang-tulang yang termasuk dalam anggota gerak bawah adalah sebagai berikut (Tjandra, 1988).
1. Os Coxae
Pada os coxae terdapat:
a. acetabulum (mangkok sendi untuk femur),
b. iliac crest (tepi atas ilium yang agak melengkung), dan
c. iliac spine, yaitu:
c.1 bagian anterior superior merupakan tonjolan besar pada ujung anterior iliac crest (dapat diraba dari luar, sebagai tempat pangkal paha),
c.2 bagian anterior inferior (tidak begitu besar dan letaknya di bawah no. 1),
c.3 posterior superior (pada ujung posterior iliac crest), dan
c.4 posterior inferior (di bawah no. 3)
2. Femur (tulang paha)
Femur (tulang paha) merupakan tulang yang panjang dan paling berat dalam tubuh manusia. Padanya terdapat ciri-ciri khusus, misalnya: tiga buah tonjolan yang jelas pada tiap-tiap epiphysisnya (caput, trochanter besar dan kecil) pada ujung proximal, sedangkan pada bagian distalnya terdapat condylus lateral dan medial, adductor turbecle. Kedua condylus dan trochanter mungkin dapat diraba dari luar.
3. Patella (tempurung lutut = kneecap)
Tulang sesamoid yang terbesar di dalam tubuh manusia adalah patella (tempurung lutut = kneecap) yang terletak pada tendon musculus quadriceps femoris. Patella ini melindungi sendi lutut (articulatio genu) yang ada di bawahnya. Jika sendi lutut ini direntangkan, bentuk patella ini dapat dibedakan dari kulit yang menutupinya, tapi jika lutut ditekuk, patella ini tenggelam ke dalam intercondylar notch tulang paha dan tidak dapat diketahui tempatnya.
4. Tibia (tulang kering)
Tibia (tulang kering) lebih besar dan lebih kuat daripada fibula (tulang betis). Letaknya di sebelah medial dan agak ke permukaan. Fibula lebih kecil, letaknya lebih ke lateral dan agak dalam.
5. Fibula
Fibula bersendi dengan condylus lateral tibia, yang selanjutnya bersendi dengan femur dan merupakan persendian yang paling mantap dalam tubuh. Pada bagian distal, tibia bersendi lagi dengan fibula dan dengan talus. Talus (tulang loncat) ini dapat masuk dengan baik ke dalam sebuah cekungan yang dibentuk oleh maleolus (mata kaki) medial dan lateral, yang masing-masing merupakan tibia dan fibula.
Struktur selanjutnya serupa dengan tangan, dengan perbedaan sedikit karena disesuaikan dengan fungsi memikul berat tubuh. Salah satu perbedaannya adalah hubungan tulang yang lebih ketat. Ibu jari mempunyai gerakan yang sangat terbatas jika dibandingkan dengan ibu jari tangan. Lagipula tulang-tulangnya tersusun demikian rupa, sehingga membentuk lengkung (baik memanjang maupun meilntang). Arsitektur yang demikian memang tepat karena suatu lengkungan (busur) akan memberi daya penyangga (supporting strength) yang lebih baik. Konstruksi dengan lengkung dua arah itu akan mengakibatkan terbentuknya suatu dasar yang sangat mantap, yaitu tripoda kaki, dengan tiga buah titik tumpu yaitu: tumit, pada kepala tulang metatarsus yang pertama dan yang kelima.
Lengkung longitudinalnya mempunyai bagian dalam (medial) dan bagian luar (lateral), yang dibentuk oleh penempatan tulang-tulang tarsus (pergelangan kaki) dan metatarsus (tapak kaki). Bagian medial dibentuk oleh: calcaneus, talus, navicular dan cuneiformis I,II,III dan tulang metatarsus I, II, III. Bagian lateralnya dibentuk oleh calcaneus, cuboid (keduanya tulang tarsus) dan tulang metatarsus IV dan V. Lengkung transversal itu adalah hasil penempatan deretan distal tulang tarsus dan kelima tulang metatarsus.
Biasanya tulang-tulang tarsus dan metatarsus itu dipegang erat-erat oleh ligament yang kuat dan otot-otot kaki, sehingga tetap berada dalam posisi melngkung, tetapi sering pegangan tersebut kendor sehingga lengkung tapak kaki itu menjadi rata dan timbullah keadaan “fallen arches” atau “flat feet”.
Ingatlah bahwa tarsus dan metatarsus memegang peranan penting sebagai struktur penguat, sedangkan phalanges kurang pentingartinya. Sebaliknya pada tangan fungsi manipulasi (menggunakan tangan) lebih penting sehingga kedudukan phalanges di sini jauh lebih penting daripada carpus dan metacarpus. Tulang-tulang penyusun anggota gerak bawah dapat dilihat pada Gambar 1.5.
![]() |
(Sumber: http://medical.tneutron.com/2014/05/persendian.html
Diakses Tanggal 30 November 2014)
Gambar 1.5 Tulang-tulang yang Menyusun Anggota Gerak Bawah
Rangkuman
Sistem rangka meliputi seluruh tulang yang terdapat di dalam tubuh manusia dengan persendiannya. Fungsinya adalah: (1) untuk memberi kekuatan dan memberi bentu pada tubuh; (2) untuk melindungi organ-organ yang vital dan lunak; (3) Untuk perlekatan otot; dan (4) untuk cadangan kalsium
Bentuk-bentuk (tipe) tulang ada empat macam yaitu: (1) tulang panjang/ tulang pipa, misalnya femur, tibia, fibula, humerus, radius, ulna dan phalanges; (2) tulang pendek, misalnya tulang-tulang carpus dan tarsus; (3) tulang pipih, misalnya tulang dahi, tulang ubun-ubun, iga dan scapula; dan (4) tulang yang bentuknya tidak teratur, misalnya os. sphenoid (tulang baji), os. ethmoid (tulang tapis), os sacrum (tulang kelangkang/ kemudi), os coccyges (tulang tungging) dan mandibula.
Kerangka manusia terdiri atas dua bagian utama yaitu: (1) kerangka sumbu (axial skeleton), yang terdiri dari tulang tengkorak, columna vertebralis, iga, sternum dan hyoid (tulang lidah) dan (2) Kerangka anggota gerak (appendicular skeleton) yaitu tulang-tulang yang melekat pada sumbu tersebut, yaitu tulang anggota gerak atas dan anggota gerak bawah.
Tugas dan Latihan
1. Jelaskan pengertian dan fungsi sistem rangka !
2. Sebut dan jelaskan bentuk-bentuk (tipe) tulang dan peranannya dalam sistem gerak!
3. Sebut dan jelaskan bagian-bagian tulang panjang dan peranannya dalam sistem gerak !
4. Sebut dan jelaskan nama-nama tulang dan jumlahnya serta karakteristiknya !
5. Jelaskan perbedaan antara kerangka sumbu dengan kerangka anggota gerak !
- Pengajar: 195808311982032002 Prof.Dr. Desak Made Citrawathi, M.Kes.
- Pengajar: 196812171993031003 Prof.Dr. I Made Sutajaya, M.Kes.
- Siswa terdaftar: Belum ada siswa yang mendaftar pada kursus ini
BIOS120508-20242-Praktikum Ekologi
- Pengajar: 198912292022031009 Moh Jafron Syah, M.Si.
- Siswa terdaftar: 1
BIOS120510-20242-Ekologi
- Pengajar: 198910032019031008 I Made Oka Riawan, S.Pd., M.Sc.
- Pengajar: 195812311986011005 Prof.Dr. Ida Bagus Putu Arnyana, M.Si.
- Siswa terdaftar: 1
BIOS124203-20242-Etnomatematika dan Sains
BAB I
ETNOMATEMATIKA DAN SAINS dalam Konsep WAREG (Kajian ETNOAGRONOMI)
Ciri khas:
KEBERADAAN SUBAK
Konsep Tri Mandala di Pemukiman yang berhubungan dg Agronomi
KAJIAN ETNOAGRONOMINYA
Sekarang lagi trend à beras hitam bukan ketan hitam (injin)
BERAS HITAM --> bukan ketan hitam (injin)- Pengajar: 198603072015042001 Ni Putu Sri Ratna Dewi, S.Pd., M.Pd.
- Pengajar: 196812171993031003 Prof.Dr. I Made Sutajaya, M.Kes.
- Pengajar: 195901281982031002 Prof.Dr. Putu Budi Adnyana, M.Si.
- Siswa terdaftar: 19
BIOS124604-20242-Etnobiologi dalam Pembelajaran Biologi
BAB I
ETNOAGRONOMI
Ciri khas:
KEBERADAAN SUBAK
Konsep Tri Mandala di Pemukiman yang berhubungan dg Agronomi
KAJIAN ETNOAGRONOMINYA
Sekarang lagi trend à beras hitam bukan ketan hitam (injin)
BERAS HITAM --> bukan ketan hitam (injin)- Pengajar: 198603072015042001 Ni Putu Sri Ratna Dewi, S.Pd., M.Pd.
- Pengajar: 196812171993031003 Prof.Dr. I Made Sutajaya, M.Kes.
- Siswa terdaftar: Belum ada siswa yang mendaftar pada kursus ini
BIOS119501-20242-Ekologi
- Pengajar: 198910032019031008 I Made Oka Riawan, S.Pd., M.Sc.
- Pengajar: 198912292022031009 Moh Jafron Syah, M.Si.
- Pengajar: 195812311986011005 Prof.Dr. Ida Bagus Putu Arnyana, M.Si.
- Siswa terdaftar: 1
BIOS119602-20242-Anatomi dan Fisiologi Manusia
- Pengajar: 198603072015042001 Ni Putu Sri Ratna Dewi, S.Pd., M.Pd.
- Pengajar: 195808311982032002 Prof.Dr. Desak Made Citrawathi, M.Kes.
- Pengajar: 196812171993031003 Prof.Dr. I Made Sutajaya, M.Kes.
- Siswa terdaftar: 1
BIOS119608-20242-TI Pembelajaran Biologi
- Pengajar: 196710131994031001 Dr. I Wayan Sukra Warpala, S.Pd., M.Sc.
- Pengajar: 198603072015042001 Ni Putu Sri Ratna Dewi, S.Pd., M.Pd.
- Siswa terdaftar: 1
BIOS124602-20242-Gizi dan Kesehatan
- Pengajar: 196307031990032001 Dr. Ir. Ketut Srie Marhaeni Julyasih, M.Si.
- Pengajar: 195808311982032002 Prof.Dr. Desak Made Citrawathi, M.Kes.
- Siswa terdaftar: 34
BIOS124405-20242-Praktikum Genetika
- Pengajar: 198907182020122017 Ida Ayu Purnama Bestari, S.Pd., M. Sc.
- Pengajar: 199512062024061001 P. Krisna Widyantara Sujana, M.Sc.
- Siswa terdaftar: 28
BIOS124404-20242-Genetika
- Pengajar: 198907182020122017 Ida Ayu Purnama Bestari, S.Pd., M. Sc.
- Pengajar: 195808311982032002 Prof.Dr. Desak Made Citrawathi, M.Kes.
- Siswa terdaftar: 28
BIOS124207-20242-Praktikum Anatomi Tumbuhan
- Pengajar: 198907182020122017 Ida Ayu Purnama Bestari, S.Pd., M. Sc.
- Pengajar: 199512062024061001 P. Krisna Widyantara Sujana, M.Sc.
- Siswa terdaftar: 62
BIOS119507-20242-Botani Ekonomi
- Pengajar: 198907182020122017 Ida Ayu Purnama Bestari, S.Pd., M. Sc.
- Siswa terdaftar: 1